MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS)
a)
Definisi
MPLS
Multiprotocol
Label Switching (MPLS) adalah suatu solusi untuk permasalahan yang dihadapi
oleh kecepatan network, rancangan lalu-lintas dan manajemen. MPLS telah muncul
sebagai suatu solusi rapi untuk menemui bandwidth-management dan kebutuhan
untuk jaringan tulang punggung berasis IP selanjutnya. Pengertian ini
memberikan gambaran mendalam pada teknologi MPLS, dengan penekanan pada
protokol. Pada masa sekarang, internet meningkatkan layanan kedalam suatu
jaringan untuk meningkatkan variasi dari suatu aplikasi bagi komnsumen dan
bisnis. Disamping data tradisional yang sekarang disajikan internet, suara baru
dan multimedia jasa sedang dikembangkan dan disebarkan
Salah
satu layanan yang mulai banyak digemari adalah layanan yang dapat menghubungkan
seseorang dengan orang lain untuk bertransaksi dan menukar data dengan aman.
Layanan ini menggunakan teknologi VPN-IP. Komponen-komponen layanan komunikasi
itu, menurut Achmad Sugiarto, GM Datakom Divisi Multi Media PT Telkom, antara
lain keandalan, jangkauan, dan keamanan penggunaan. Teknologi VPN-IP memiliki
tingkat fleksibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan saluran sewa, frame
relay, maupun ATM, dan juga menawarkan solusi yang lebih murah.
Hasil
penelitian InternetWeek Research memperlihatkan bahwa alasan utama para manajer
teknologi informasi (TI) memilih teknologi VPN-IP dibandingkan dengan teknologi
lainnya adalah untuk mengurangi biaya komunikasi yang cukup tinggi. Alasan ini
merupakan dasar yang kuat bagi manajer TI untuk menggunakan layanan VPN-IP
karena tidak perlu waktu berlama-lama untuk mendapat persetujuan dari
manajemen. Suatu jaringan idealnya dapat menghubungkan antartitik secara any to
any. Di masa lalu, perusahaan yang hendak menghubungkan cabang-cabang kantornya
dalam suatu jaringan akan mengunakan saluran sewa secara titik ke titik (point
to point) yang tentu saja biayanya sangat besar.
Seiring
dengan maraknya penggunaan Internet, banyak perusahaan yang kemudian beralih
menggunakan Internet sebagai bagian dari jaringan mereka untuk menghemat biaya.
VPN adalah salah satu cara untuk membuat sambungan any to any di atas jaringan
publik seperti Internet, tanpa klien yang satu dengan klien yang lain saling
mengetahui.
Dewasa
ini ada dua teknik yang dikenal untuk mengembangkan VPN di atas jaringan
Internet yaitu Internet protocol security yang disingkat dengan IPSec, dan
multiprotocol label switching (MPLS). Dua kelompok kerja di Internet
Engineering Task Force (IETF) telah memfokuskan diri pada mekanisme keamanan di
Internet, standardisasi label switching dan mutu layanan (quality of
services/QoS) yang berhubungan dengan arsitektur VPN. Adapun kelompok kerja
MPLS yang berada di bawah area routing, di sisi lain mengembangkan mekanisme
untuk mendukung higher layer resource reservation, QoS dan definisi perilaku
host. Para penyedia jasa biasanya menawarkan salah satu di antara kedua
arsitektur jaringan ini berdasarkan kebutuhan pelanggan dan pasar yang
dilayaninya.
b)
Fungsi
MPLS
i)
Menghubungkan
protokol satu dengan lainnya dengan Resource Reservation Protocol (RSVP) dan
membuka Shortest Path First (OSPF).
ii)
Menetapkan
mekanisme untuk mengatur arus traffic berbagai jalur, seperti arus antar
perangkat keras yang berbeda, mesin, atau untuk arus pada aplikasi yang
berbeda.
iii)
Digunakan
untuk memetakan IP secara sederhana.
iv)
Mendukung
IP, ATM dan Frame-Relay Layer-2 protokol.
c)
Cara
Kerja MPLS
Prinsip kerja MPLS ialah
menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan kemampuan routing dan
skalabilitas pada layer 3. Cara kerjanya adalah dengan menyelipkan label di
antara header layer 2 dan layer 3 pada paket yang diteruskan. Label dihasilkan
oleh Label-Switching Router dimana bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS
dengan jaringan luar. Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana
paket harus dikirim. Kemudian paket diteruskan ke node berikutnya, di node ini
label paket akan dilepas dan diberi label yang baru yang berisi tujuan
berikutnya. Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP (Label Switching Path).
d)
Komponen
MPLS
Di
dalam MPLS, transmisi data terjadi pada LSPS. LSPS adalah suatu urutan label
pada masing-masing ranting jaringan sepanjang alur dari sumber sampai ke
tujuan. Kecepatan tinggi menswitch data dimungkinkan oleh perangkat keras ke
paket tombol secara cepat antar mata rantai jaringan. Adapun bagian dan
komponen MPLS yaitu, LSRs dan LERs
LSR
adalah alat penerus kecepatan tinggi dalam inti dari suatu jaringan MPLS
yang menggunakan protokol pemberian isyarat label sesuai dan
kecepatan tinggi menswitch data yang didasarkan alur yang telah dibentuk.
LER
adalah suatu alat yang beroperasi di jaringan akses dan MPLS. LERs mendukung
berbagai port yang dihubungkan ke network(seperti penyiaran ulang, ATM dan
Ethernet).
i)
FEC
Sebagai
lawan IP konvensional dalam MPLS, tugas dari FEC dilakukan hanya sekali ketika
paket masuk jaringan itu. FECs didasarkan pada kebutuhan jasa atau pelayanan
yang ditentukan ke dalam satuan paket. Masing-Masing LSR membangun suatu tempat
untuk menetapkan suatu Label Information Base (LIB) apakah terdiri atas FEC.
ii)
Labels
and Label Findings
Suatu
label dalam format yang paling sederhana berguna untuk mengidentifikasikah alur
suatu paket. Label ini memberikan batasan-batasan seperti tujuan unicast
routing , teknik traffic, multicast, virtual private network (VPN), dan Qos
iii)
Label
Creation
Ada
beberapa metode yang digunakan di dalam penciptaan label yaitu :
- metode
topology, dengan menggunakan proses normal dari routing protokol seperti OSPF
dan BGP
- metode
request, dengan menggunakan proses yang berdasarkan control traffic seperti
RSVP
- metode
traffic, dengan menggunakan penerimaan paket ke penyaluran trigger dari label
iv)
Label
Distribution
Protokol
yang ada, seperti BGP, digunakan sebagai informasi label dalam protokol itu.
IETF juga menggambarkan suatu protokol baru yang dikenel sebagai distribusi
label protokol karena pemberian isyarat yang tegas dan manajemen ruang. Suatu
ringkasan dari berbagai rencana untuk pertukaran label sebagai berikut:
- LDP, IP
ditujukan ke dalam label
- RSVP, CR-LDP
digunakan untuk reservasi sumber daya dan teknik traffic.
- PIM (PROTOCOL
multicast), digunakan sendiri untuk multicast label negara yang memetakan.
- BGP,
eksternal label (VPN)
v)
Label
Switched Paths (LSPs)
Di
dalam suatu daerah MPLS, suatu alur disediakan paket yang ditentukan untuk bepergian
didasarkan pada suatu FEC. LSP disediakan sebelum transmisi data. MPLS
menyediakan dua pilihan berikut untuk menyediakan suatu LSP :
- hop-by-hop
routing, setiap LSR dengan bebas memilih loncatan berikutnya untuk FEC
ditentukan.
- explicit
rouiting, seperti ke sumber routing.
vi)
Label
Spaces
Label
yang digunakan oleh suatu LSR untuk FEC-Label binding digolongkan sebagai
berikut:
- per platform,
Label-label dialokasikan dari suatu common pool. Tidak ada dua label yang
didistribusikan ke antarruang yang berbeda yang mempunyai harga sama.
- per
interface, jangkauan label disesuaikan dengan antar ruang. Nilai-Nilai label
menyajikan tentang alat penghubung yang berbeda bisa sama.
vii)
Label
Merging
Arus
traffic yang dating dari alat penghubung berbeda dapat digabungkan bersama-sama
dan yang diswitch menggunakan suatu label umum jika mereka sedang melintasi
jaringan ke arah tujuan akhir sama. Ini dikenal sebagai stream merging.
viii)
Label
Retention
MPLS
menggambarkan label bindings diterima dari LSRS bukanlah loncatan berikutnya
untuk FEC yang ditentukan. Dua gaya digambarkan :
- conservative,
bindings antar suatu label dan suatu FEC yang yang diterima dari LSRS bukanlah
loncatan berikutnya untuk FEC yang dibuang. Gaya ini memerlukan suatu LSR untuk
memelihara lebih sedikit label. Ini direkomendasikan untuk ATM-LSRs.
- liberal,
bindings antar suatu label dan suatu FEC yang yang diterima dari LSRS yang
bukanlah loncatan berikutnya untuk FEC yang ditahan. Gaya ini mempertimbangkan
adaptasi lebih cepat ke perubahan topologi dan mempertimbangkan penyambungan
traffic ke LSPs lain dalam hal perubahan.
ix)
Label
Control
MPLS
menggambarkan gaya untuk mendistribusikan label ke LSRs yang berdekatan.
- independent,
suatu LSR mengenali FEC tertentu dan membuat keputusan untuk mengikat suatu
label kepada FEC dengan bebas untuk mendistribusikannya. FECs baru dikenali di
mana saja rute baru yang kelihatan oleh penerus.
- ordered,
suatu LSR mengikat suatu label untuk FEC tertentu dan hanya untuk penerus jalan
ke luar atau telah menerima suatu label yang mengikat untuk FEC dari loncatan
LSR berikutnya. Gaya ini direkomendasikan untuk ATM-LSRs.
x)
Signaling
Mechanism
- label
request, menggunakan mekanisme ini, suatu LSR meminta suatu label dari nya ke
downstream neighbor sehingga dapat mengikat FEC yang spesifik. Mekanisme ini
dapat digunakan selama rantai LSRs yang atas sampai ke luar LER.
- label
mapping, respon ke table request , suatu ke downstream LSR akan mengirimkan
suatu label kepada ke pemrakarsa upstream yang menggunakan label yang memetakan
mekanisme.
xi)
Label
Distribution Protocol
LDP
adalah suatu protokol baru untuk distribusi label yang mengikat informasi ke
LSRs di dalam suatu jaringan MPLS. LDP digunakan untuk peta FECs ke label, pada
gilirannya membuatLSPs.
Jeni-jenis dari
pesan LDP:
- discovery
messages, memberitahu dan menjaga kehadiran LSR di suatu jaringan.
- session messages, menetapkan, menjaga dan mengakhiri sesi antar LDP.
- advertisement messages-membuat, mengubah dan menghapus label yang memetakan untuk FECs.
- session messages, menetapkan, menjaga dan mengakhiri sesi antar LDP.
- advertisement messages-membuat, mengubah dan menghapus label yang memetakan untuk FECs.
- notification
messages, menyediakan informasi kesalahan isyarat dan informasi.
xii)
Label
Stack
Mekanisme
tumpukan label yang mempertimbangkan operasi hirarkis dalam daerah MPLS. Pada
dasarnya memperbolehkan MPLS untuk digunakan secara serempak.
xiii)
Traffic
Engineering
Teknik
traffic sebagai proses yang meningkatkan keseluruhan pemanfaatan jaringan
dengan mencoba untuk menciptakan suatu kesamaan atau membedakan distribusi
traffic sepanjang seluruh jaringan itu. Suatu hasil penting untuk proses ini
adalah penghindaran dari kebuntuan pada setiap alur.
xiv)CR
Counstrain
based Routing mempertimbangkan parameter seperti bandwidth, delay, hop count,
QoS, dll. CR dapat digunakan bersama dengan MPLS untuk menyediakan LSPS. IETF
telah menggambarkan suatu komponen CR-LDP untuk memudahkan CR.
e)
Kelebihan
MPLS
IPSec
adalah prasarana jaringan yang memiliki keamanan tingkat tinggi untuk mengirim
data berharga melalui jaringan publik, semisal Internet. Jaringan ini
memberikan tingkat privasi dan keamanan data melalui mekanisme tunneling dan
pengacakan. Caranya dengan menciptakan lorong (tunnel) antara titik-titik yang
hendak dihubungkan.
Karena
bisa dibangun di atas jaringan Internet, jaringan ini sangat menarik bagi
banyak penyedia jasa Internet (Internet service provider/ISP). Mereka dapat
menawarkan banyak pilihan dalam membangun struktur jaringan dan aplikasi
layanan.
Pada
VPN yng berbasis IPSec, modifikasi terhadap aplikasi tidak dibutuhkan sehingga
pengguna tidak perlu membuat sistem keamanan untuk setiap aplikasi atau setiap
komputer. IPSec merupakan solusi yang baik bagi remote access atau pengguna
yang bergerak (mobile).
Namun,
dari segi penyedia jasa, prasarana IPSec memiliki sejumlah kelemahan, terutama
dari sisi operasional. Persoalannya, prasarana jaringan yang harus dibangun
akan sangat kompleks sehingga tingkat skalabilitasnya rendah.
Arsitektur MPLS hadir untuk mengatasi
kompleksitas jaringan IPSec. kebalikan dari jaringan IPSec yang bagus untuk
hubungan remote access, keunggulan MPLS justru karena ditempatkan di jaringan
inti penyedia jasa. Dari sini QoS, penataan lalu lintas dan penggunaan
bandwidth dapat dikendalikan sepenuhnya.
Sesuai
namanya, arsitektur MPLS menggunakan label untuk membedakan klien yang satu
dengan klien yang lainnya. Di atas jaringan yang sama, titik yang memiliki
label yang sama terhubung dan menjadi satu VPN, sehingga tidak perlu lagi
menciptakan lorong antartitik.
MPLS
memiliki tingkat keamanan yang sangat baik, tidak kalah dari keamanan pada
jaringan frame relay maupun ATM. Bagi pelanggan yang sangat mengutamakan keamanan,
di perbankan misalnya, tingkat keamanan MPLS ini malah masih dapat ditingkatkan
lagi dengan menggabungkan MPLS dengan IPSec.
Dalam
kaitan ini MPLS digunakan untuk mengamankan jaringan terhadap akses dari VPN
lain, dan IPSec digunakan untuk mengamankan jaringan pelanggan terhadap akses
yang tidak diinginkan dari penyedia layanan MPLS-nya sendiri.
Dilihat dari sisi penyedia jasa, MPLS
merupakan solusi yang baik karena fleksibel dan skalabel. Fleksibel karena
seluruh pelanggan dapat menggunakan perangkat dan konfigurasi perangkat lunak
yang sejenis untuk bermacam-macam jenis layanan premium seperti VoIP, Internet,
Intranet, extranet, dan VPN-dial. Semua layanan dapat diaktifkan hanya dengan
perubahan parameter di konfigurasi perangkat lunaknya.
Ia skalabel karena perangkat yang ada di sisi
pelanggan hanya perlu melakukan peering ke perangkat akses di sisi penyedia
jasa. Klien tidak perlu melakukan site-to-site peering meskipun ada penambahan
atau pengurangan jumlah site pada VPN pelanggan tadi. Semua penambahan dan
pengurangan site VPN akan dideteksi secara otomatis oleh perangkat akses MPLS
yang terdekat dan akan disebarluaskan ke member VPN yang lain.
Layanan VPN berbasiskan MPLS mulai populer di
banyak negara termasuk Eropa, Asia, dan Amerika. Di Indonesia sendiri sudah ada
beberapa penyedia jasa yang berencana untuk menjual layanan VPN berbasis MPLS
ini.
Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)
a)
Definisi
ADSL
DSL
merupakan teknologi untuk akses Internet dengan menggunakan kabel tembaga,
sering disebut juga sebagai teknologi suntikan atau injection technology yang
membantu kabel telepon biasa dalam menghantarkan data dalam jumlah besar. DSL
dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat yang disebut DSLAM (DSL Acces
Multiplexter). Untuk mencapai tintugkat kecepatan yang tinggi, DSL
menggunakan sinyal frekuensi hingga 1 MHz.
ADSL
adalah salah satu jenis dari DSL. ADSL memakai sinyal frekuensi antara 20 KHz sampai 1 MHz. Sementara untuk
penggunaan ADSL di Indonesia dengan program Telkom Speedy,
kecepatan yang ditawarkan berkisar antara 1024 kbps untuk downstream dan 128
kbps untuk upstream. Kecepatan downstream
inilah yang menjadikan ADSL lebih cocok untuk kalangan rumah tangga. Karena
pada kalangan rumah tangga umumnya lebih banyak kegiatan menerima dibandingkan
kegiatan mengirim. Seperti mendownload data, gambar, musik, ataupun video.
b)
Sejarah
ADSL
Sebelum
ADSL, juga terdapat sistem yang disebut dial-up.
Sistem ini menggunakan sambungan kabel telepon sebagai jaringan penghubung
dengan Internet Service Provider (ISP). Namun
dalam penggunaannya, dial-up memiliki beberapa kekurangan. Seperti
rendahnya kecepatan dalam mengakses Internet, terlebih di jam-jam tertentu yang
merupakan waktu sibuk atau office hour. Selain itu, karena menggunakan
sambungan telepon, kita tidak bisa menggunakan telepon bila sedang melakukan
koneksi Internet.
Penggunaan sambungan telepon juga memungkinkan tingginya tingkat gangguan atau
noise bila sedang menggunakanInternet. Kekurangan lainnya adalah sistem penghitungan
dial-up yang masih berdasarkan waktu dan masih dirasakan sangat mahal. Oleh
sebab itu dengan muncul ADSL maka untuk pemakaian Internet beralih dari system
dial-up ke ADSL.
c)
Ciri-ciri
ADSL
ADSL
sendiri memiliki bermacam-macam jenis dengan kecepatan, jenis router, USB dan perangkat
lain yang ada di dalamnya. Misalnya ada yang dapat dipakai untuk dua komputer
dengan menggunakan sambungan USB, tapi ada juga yang dapat digunakan untuk
empat komputer dengan koneksi LAN Ethernet. Namun ada baiknya dalam memilih modem ADSL, kita
memilih menggunakan modem yang memiliki tombol on dan off. Hal
ini dimaksudkan supaya kita dapat mengatur penggunaan koneksi sebanyak yang
kita butuhkan dan menghemat biaya koneksi yang digunakan. Terlebih di Indonesia
masih menggunakan penghitungan waktu atau banyaknya bandwidth yang
digunakan.
Hal
penting lain yang dimiliki oleh modem ADSL adalah adanya lampu indikator yang
berguna mengetahui jalannya proses koneksi yang terjadi. Umumnya lampu yang ada
pada modem ADSL adalah lampu PPP, Power, DSL. Ada juga lampu
tambahan bila kita menggunakan koneksi Ethernet dan USB.
Dari
tiga lampu indikator yang ada pada modem, yang terpenting adalah lampu PPP dan DSL. Di mana lampu DSL
menunjukkan koneksi sudah terhubung dengan baik pada line. Sementara lampu
PPP menunjukkan adanya arus data ketika seseorang melakukan browsing.
Setelah
perangkat lengkap, hal yang penting dalam penggunaan ADSL di Indonesia adalah
penggunaan IP modem dan password. Hal ini digunakan untuk melindungi penggunaan
layanan bagi konsumen yang diberikan olehprovider. IP yang kita miliki akan
menjadi gerbang untuk memasuki jaringan. Jika kita
mengubah password untuk login, maka kita perlu memasukkan
kembali sesuai perubahan yang dilakukan. Bila seluruh proses ini berhasil
dilalui, maka selanjutnya kita sudah dapat berkoneksi Internet dengan ADSL.
Penggunaan
ADSL di Indonesia saat ini tidak hanya berkisar hanya di pulau Jawa saja, tapi
juga sudah meluas sampai ke luar Jawa. Seperti Bali dan Sumatera. Walaupun
kualitas yang ditawarkan memang masih banyak mengalami masalah, namun adanya
ADSL dalam berkoneksi Internet sangatlah membantu dibandingkan dengan cara lama
yang menggunakan sistem dial-up.
d)
Cara
Penggunaan ADSL
cara-cara
penggunaan ADSL di Indonesia, pertama-tama kita terlebih dahulu harus memiliki
perangkat ADSL. Setelah memiliki perangkat ADSL, kita harus memeriksa
keberadaan nomor telepon rumah kita di layanan Telkom Speedy,
apakah sudah terdaftar atau belum. Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah,
seberapa jauh jarak antara gardu Telkom dengan rumah kita. Karena dalam ADSL,
jarak sangat berpengaruh pada kecepatan koneksi Internet. Setelah memastikan
bahwa nomor telepon sudah terdaftar dan jarak sudah diperhitungkan, yang harus
kita lakukan selanjutnya adalah pemasangan ADSL pada sambungan telepon.
Untuk
menyambungkan antara ADSL dengan line telepon, kita menggunakan
sebuah alat yang disebut sebagai Splitter atau pembagi
line. Splitter ini berguna untuk menghilangkan gangguan ketika kita
menggunakan modem ADSL. Sehingga nantinya kita tetap dapat menggunakan Internet
dan menjawab telepon secara bersamaan.
e)
Kelebihan
ADSL
Pembagian
frekuensi menjadi dua, yaitu frekuensi tinggi untuk menghantarkan data,
sementara frekuensi rendah untuk menghantarkan suara dan fax.
Bagi pengguna
di Indonesia yang memakai program Speedy, penggunaan ADSL membuat kegiatan
Internet menjadi jauh lebih murah. Sehingga kita dapat berInternet tanpa
khawatir dengan tagihan yang membengkak.
f)
Kekuranagn
ADSL
Adapun kualitas dari ADSL saat ini masih memiliki
kekurangan.
i)
Seperti sangat berpengaruhnya jarak
pada kecepatan pengiriman data. Semakin jauh jarak antara modem dengan PC, atau
saluran telepon kita dengan gardu telepon, maka semakin lambat pula kecepatan
mengakses Internetnya.
ii)
Tidak semua software dapat
menggunakan modem ADSL semisal Mac. Cara yang dipakai pun akan lebih rumit dan ada
kemungkinan memakan waktu lama, tapi pada modem adsl jenis terbaru management
modem dapat di lalukan via web interface sehingga tingkat kompatibilitas nya
meningkat dan menjadikan modem adsl dapat digunakan pada setiap jenis pc selama
pc bersangkutan memiliki ethernet card .
iii)
Adanya load coils yang
dipakai untuk memberikan layanan telepon ke daerah-daerah, sementara load
coils sendiri adalah peralatan induksi yang menggeser frekuensi pembawa ke
atas. Sayangnya load coils menggeser frekuensi suara ke frekuensi yang biasa
digunakan DSL. Sehingga mengakibatkan terjadinya interferensi dan ketidak
cocokkan jalur untuk ADSL.
iv)
Adanya Bridged tap, yaitu bagian
kabel yang tidak berada pada jalur yang langsung antara pelanggan dan CO. Bridged tap ini dapat
menimbulkan noise yang mengganggu kinerja DSL.
v)
Penggunaan fiber optic pada
saluran telepon digital yang dipakai saat ini. Di mana penggunaan fiber optic
ini tidak sesuai dengan sistem ADSL yang masih menggunakan saluran analog yaitu
kabel tembaga, sehingga akan sulit dalam pengiriman sinyal melalui fiber
optic.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar