ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER
A.
Router Dinamis
Router dinamis adalah router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara
otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika
ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang
baru.
Routing dinamis merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan
network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis
ini lebih mudah dari pada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi
ada perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari
link jaringan.
B.
Keuntungan dan Kerugian Router Dinamis
Keuntungan routing dinamis diantaranya :
·
Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung
dengan routernya (kaki-kakinya).
·
Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang
ada.
·
Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak
perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan.
Kerugian routing dinamis diantaranya:
·
Beban kerja router lebih berat karena selalu
memperbarui ip table pada setiap waktu tertentu.
·
Kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip table
terbilang lama karena router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok
sehingga setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router
mendapat semua alamat IP yang ada.
C.
Macam – macam Protokol pada Routing Dinamis
Macam-macam protokol routing dinamis adalah :
1.
RIP (Routing Information Protocol) –
menggunakan algoritma distance vector
·
Routing protokol distance vector
·
Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan
jalur terbaik
·
Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
·
Update routing dilakukan secara broadcast setiap
30 detik
RIP merupakan routing information protokol yang
memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian
router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung
langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host,
network, subnet, rute default.
RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a.
RIPv1
RIP versi 1
- Hanya mendukung routing classfull
- Tidak ada info subnet yang dimasukkan
dalam perbaikan routing
- Tidak mendukung VLSM (Variabel Length
Subnet Mask)
- Perbaikan routing broadcast
Routing Information protocol versi 1 mempunyai
karakteristik:
1.
Distance Vector Routing Protocol
2.
Menggunakan metric yaitu hop count
3.
Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai
unreachable
4.
Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
5.
Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
6.
Mendukung 4 path Load Balancing secara default
maximumnya adalah 6
7.
Menjalankan auto summary secara default
8.
Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP
dengan nomor port 520
9.
Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa
menerima paket update RIP v.1 dan v.2
10.
Berjenis classful routing protocol sehingga
tidak menyertakan subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 tidak
mendukung VLSM dan CIDR.
11.
Mempunyai AD 120
b.
RIPv2
RIP versi 2
-
mendukung routing classfull dan routing
classless
-
info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
-
mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
-
perbaikan routing multicast
Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan
yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2
informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.
RIP versi 2.
Persamaan RIP v2 dengan RIP v1 :
- Distance Vector Routing Protocol
- Metric berupa hop count
- Max hop count adalah 15
- Menggunakan port 520
- Menjalankan auto summary secara
default
PerbedaanRIP v2 dengan RIP v.1 :
-
Bersifat classless routing protocol, artinya
menyertakan field SM dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIP v.2
mendukung VLSM & CIDR
-
Mengirimkan paket update & menerima paket
update versi 2
-
Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu
224.0.0.9
-
Auto Summary dapat dimatikan
-
Mendukung fungsi keamanan berupa
authenticationyang dapat mencegah routing update dikirim atauditerima dari
sumber yang tidak dipercaya
2.
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) –
menggunakan algoritma distance vector
·
Protokol routing distance vector
·
Menggunakan composite metric yang terdiri atas
bandwidth, load, delay dan reliability
·
Update routing dilakukan secara broadcast setiap
90 detik
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah
routing protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an
oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk
menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP
memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan
bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam
sebuah internetwork (Composite Metrik).
Pada IGRP ini routing dilakukan secara matematik
berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut
sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang
harus diperhatikan: load, delay, bandwitdh, realibility.
3.
OSPF (Open Short Path First) – menggunakan
algoritma link-state
· Protokol routing link-state
· Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan
di RFC 2328
· Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost
terendah
· Update routing dilakukan secara floaded saat
terjadi perubahan topologi jaringan
OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yang
telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Jika Anda memiliki
banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat
menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika
itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu
yang disebut route redistribution – sebuah layanan penerjemah antar – routing
protocol.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut
algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree)
akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik
yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.
4.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway
Routing Protocol) – menggunakan algoritma advanced distance vector
· Menggunakan protokol routing enhanced distance
vector
· Menggunakan cost load balancing yang tidak
sama
· Menggunakan algoritma kombinasi antara
distance vector dan link-state
· Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL)
untuk menghitung jalur terpendek
Distance vector protocol merawat satu set metric yang
kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga
konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke
semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan
jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.
Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu
dengan distance vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah
mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
5.
BGP (Border Gateway Protocol) – menggunakan
algoritma distance vector
·
Menggunakan routing protokol distance vector
·
Digunakan antara ISP dengan ISP dan
client-client
·
Digunakan untuk merutekan trafik internet antar
autonomous system
BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang
ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki
kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute
terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti
dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik.
Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain
seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori routing
protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan distance vector
exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke
jaringan lainnya. Update – update dikirim melalui koneksi TCP.
Kelebihan dan kekurangan dari protokol Routing Dinamis:
1.
Routing Information Protocol (RIP)
Kelebihan
RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki
timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap
harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut
(triggered update). Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan
hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link
jaringan.
Kekurangan
Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi
tentang subnet setiap route. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking
(VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahuicara routing ke dirinya
sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan
tempatnya berada.
2.
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
Kelebihan
support = 255 hop count
Kekurangan
Jumlah Host terbatas
3.
Open Shortest Path First (OSPF)
Kelebihan
Tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan
beberapa metrik sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk
konvergen lebih cepat.
Kekurangan
Membutuhkan basis data yang besar. Lebih rumit
4.
Enchanced Interior Gatway Routing Protocil
(EIGRP)
Kelebihan
Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari
loop. Memerlukan lebih sediki tmemori dan proses. Memerlukan fitur loop
avoidance
Kekurangan
Hanya untuk Router Cisco
5.
Exterior Gateway Protocol (EGP)
Kelebihan
Sangat sederhana dalam instalasi
Kekurangan
Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi
Sumber /
Referensi :
http://yusniaalfisyahrin.wordpress.com/2012/12/07/tentang-routing-dinamis/
http://basriumar12.blogspot.com/2012/06/apa-itu-routing.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar